Commentary
Rose of Sharon, The (Song 2: 1 & 4) : Song of Songs Commentary
Outline: Tafsiran Kidung Agung ini diberi judul "The Rose of Sharon". Judul ini diambil dari Kidung Agung 2: 1. Ayat ini merupakan ayat kunci untuk memahami kitab Kidung Agung secara keseluruhan, karena ayat ini mengandung pokok teologi utama dari kitab Kidung Agung. Kitab ini berisi nyanyian-nyanyian cinta yang memiliki fungsi utama bukan kepada masalah seksualitas, juga bukan kepada masalah pernikahan, melainkan memperlihatkan pertemuan antara sepasang jiwa manusia dalam cinta dan kasih, dan dalam hal ini juga pertemuan antara Tuhan dan manusia. Di dalam pertemuan tersebut yang dibutuhkan adalah kesederhanaan. "Mawar Saron" adalah lambang kesederhanaan. Di dalam cinta dibutuhkan kesederhanaan. Di dalam kehidupan ini yang terutama harus ada adalah cinta-kasih dalam kesederhanaan. Cinta kasih antarsesama manusia dan antara Tuhan dan manusia. Untuk itulah Rasul Paulus berkata: "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya adalah kasih" (1 Korintus 13: 13). Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta-kasih, karena Cinta Kuat Seperti Maut. Buku tafsir ini mencoba melihat, bahwa kitab ini berisi ajaran-ajaran teologis yang inklusif, yaitu mengajarkan umat manusia agar membangun kehidupan kebersamaan yang didasarkan saling mengasihi. Melalui renungan-renungan yang menyertai setiap tafsiran berdasarkan perikop, pembaca diharapkan dapat membangun teologi yang inklusif dengan mencintai sesama dan terutama kepada Tuhannya.
Tidak tersedia versi lain