Academic
Teologi Siarah
Outline: Dewasa ini kita sering mendengar bahwa teologi mesti 'dikontekstualisasikan', yakni, bahwa ia mesti muncul dari dan berbicara sesuai dengan pengalaman khusus kelompok-kelompok tertentu. Dengan demikian ia mengenal teologi hitam, teologi feminis, teologi pembebasan Amerika Latin, dan teologi Kerbau. Tetapi, demikian Balasuriya, konteks untuk suatu teologi yang memadai mestilah tak kurang dari keseluruhan planet. Di sini ia mempersiapkan elemen-elemen bagi suatu 'teologi siarah'. 'Teologi tradisional Barat, yang diklaim memiliki universalitas, sangat banyak ditentukan oleh para adikuasa dunia dan kelompok-kelompok yang berkuasa. Orang Eropa - dan kemudia, orang Amerika Utara - yang beroritentasi pada kapitalisme, orang dewasa, kaum pria, kelompok-kelompok klerus, menentukan cara, batasan isi, dan penerapan teologi. Mereka membaca Alkitab dan sejarah umat manusia sejalan dengan kebutuhan mereka. Kebanyakan masalah yang diperhatikan teolog Barat selama berabad-abad itu tidak menyangkut kepentingan orang-orang di dunia ketiga, malah merugikan ..." "Penolakan akan universalisme yang tidak benar dari masa lampau saja tidak cukup. Seditkitnya kita perlu mencoba mengembangkan kerangka umum dari suatu teologi universal yang sungguh-sungguh mencukupi elemen-elemen dasar dari kondisi manusia dan situasi dunia seluruhnya. Teologi demikian akan mengakui implikasi-implikasi global dari banyak masalah-masalah lokal atau regional kita, dan berjalan seturut dengan itu. Refleksi atas konteks Asia secara khusus tampaknya memungkinkan pencairan suatu teologi global sebab populasi Asia lebih dari setengah jumlah penduduk dunia." "Dengan perluasan, planet bumi seluruhnya, sebagai suatu keseluruhan yang bulat dan utuh, haruslah juga dilihat sebagai suatu konteks teologi."
Tidak tersedia versi lain