Academic
Theologia in Loco di tengah jalinan antar-peradaban
Outline: Theologia in loco (teologi di dalam tempat) adalah sebuah semboyan kontekstualisasi. Kabar Gembira atau Injil yang dihayati sebagai kabar mulia di suatu tempat bisa jadi terasa sebagai kabar buruk di tempat lainnya. Pada zaman kolonial, proses pewartaan Injil pun terhanyut ke dalam paradigma kolonial. Inilah yang dikritik oleh semboyan theologia in loco. Pada zaman pascakolonial, semboyan theologia in loco itu telah mengobarkan semagant berteologi secara lokal. Namun, hal ini masih harus dilanjutkan menjadi proses pertobatan yang membuat manusia menjadi ciptaan baru yang tidak lagi menindas sesamanya. Dalam buku ini, usaha untuk melanjutkan theologia in loco itu disebut sebagai evangelisasi in tempo, evangelisasi di dalam waktu. Suara Allah perlu didengarkan di dalam waktu konkret yang sedang dilintasi oleh manusia, terutama melalui jeritan dan rintihan mereka yang menjadi korban penindasan. Di tengah situasi zaman yang diwarnai oleh isu benturan antar-peradaban dewasa ini, bisakah evangelisasi in tempo itu menciptakan arus baru yang makin mendekatkan orang satu sama lain dalam jaliban peradaban cinta kasih penuh damai?
Tidak tersedia versi lain