Academic
Pembebasan Tubuh Perempuan : Gugatan Etis Simone de Beauvoir terhadap Budaya Patriarkat
Outline: Simone de Beauvoir adalah satu dari sedikit filsuf yang secara serius merenungkan bagaimana sebaiknya perempuan menjalani hidupnya. Hasil refleksinya tentang perempuan tertuang dalam buku The Second Sex yang ketika terbit pertama di Paris, 1948, langsung menuai kritik, sekaligus mendatangkan decak kekaguman. Menuai kritik, karena pada saat itu dunia belum siap menerima pikiran dan pendapat perempuan. Namun, kini di saat dunia semakin peduli pada hak-hak asasi manusia (HAM) dan kesetaraan martabat, pemikiran Simone kembali mendapat tempat. Sebagai filsuf eksistensialis, pemikirannya sangat tajam mengupas kehidupan perempuan secara kristis dan nalar. Pemikirannya dapat dijadikan titik pijak bagi perjuangan kaum perempuan di mana pun, termasuk Indonesia, lebih-lebih dalam semangat dan wacana etika dan feminisme. Pejuang HAM, humanis, pelaku dan pemerhati feminisme, setiap perempuan, dan siapa saja yang peduli pada konsep kesamaan martabat, memerlukan referensi ini. Kaya dengan wacana, sarat dengan pemikiran tentang perempuan. Di satu pihak menyajikan kerangka teori fisolofis, di pihak lain sangat konkret karena menampilkan pemikiran eksistensialis.
Tidak tersedia versi lain