Academic
Ciuman Ilahi di Pembaringan Mitat Neshiqah מִטַּת נְשִׁיקָה : Eksegesis PaRDeS Kitab Kohelet
Outline : Hidup itu הֲבֵל – HAVEL, setarikan nafas saja, demikianlah pesan utama Kitab Kohelet - Filsafat Kematian yang merayakan kehidupan, yang secara tradisi orang Yahudi dibacakan pada setiap hari Raya Pondok Daun (Ibr. סֻכּוֹת - SUKOT).
Raja Salomo - שְׁלֹמֹה הַמֶּלֶךְ - SHELOMOH HAMELEKH menulis kitab Kohelet ini di masa tuanya, sebagai wasiat dan persiapannya untuk menghadap Sang Khalik. Raja Salomo telah melihat kehidupan manusia yang baik dan yang buruk. Keseimbangan di antara keduanya, maupun kontradiksinya pada kisah-kisah manusia di “di bawah matahari” (Ibr. תַּחַת הַשָּׁמֶשׁ – TAKHAT HASHEMESH) untuk menyongsong kehidupan “di atas matahari” (Ibr. מֵעַל לַשֶּׁמֶשׁ – ME’AL LASHEMESH).
Alegori Kain dan Habel, merupakan topik utama Kitab Kohelet. Durasi hidup manusia itu terbatas, singkat bagai setarikan nafas: HAVEL (seperti nama Putera Adam kedua "Habel") yang umurnya pendek. Habel terbunuh oleh Kain (Ibr. QAYIN, artinya: milik, possession). Demikianlah kehidupan manusia yang hanya sementara saja di bumi, namun dia dikuasai ego-nya, ketamakan untuk "memiliki sesuatu, possession" yang tak henti di sepanjang hidupnya. Itulah yang membuat manusia terhilang dari hadapan Tuhan. Sehingga, cara kembali kepada Tuhan adalah dengan meneladani keimanan bapa Abraham - AVRAHAM AVINU, yang berserah dan setia mengikuti panggilan Tuhan, mulai dari perjalanan dari Ur-Kasdim, Haran, hingga menuju Tanah Perjanjian.
Tidak tersedia versi lain